STRUKTUR BANGUNAN ATAS
Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut seni terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-bahan bangunan yang sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah seni dan teknik dengan mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni dan ilmu pengetahuan.
Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat sederhana, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi banyak orang, seperti perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun dan sebagainya. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan menyalurkannya semua macam beban ke tanah. Beban-beban yang dipikulnya, berat bahan dari elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh struktur atau kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut, struktur harus dapt memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi.
Struktur Bangunan Gedung adalah oganisasi daripada elemen-elemen ataupun komponen-komponen bangunan yang mendukung dapat berfungsinya bangunan gedung dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi daripada elemen-elemen struktur yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara karakteristik.
Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut seni terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-bahan bangunan yang sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah seni dan teknik dengan mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni dan ilmu pengetahuan.
Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat sederhana, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi banyak orang, seperti perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun dan sebagainya. Maka fungsi dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan alam dan menyalurkannya semua macam beban ke tanah. Beban-beban yang dipikulnya, berat bahan dari elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri disalurkan oleh struktur atau kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut, struktur harus dapt memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi.
Struktur Bangunan Gedung adalah oganisasi daripada elemen-elemen ataupun komponen-komponen bangunan yang mendukung dapat berfungsinya bangunan gedung dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi daripada elemen-elemen struktur yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara karakteristik.
Konstruksi - Pelaksanaan - Hubungan antara elemen struktur.
konstruksi merupakan jaminan untuk stabilitas sistem struktur, sistem konstruksi adalah cara bagaimana struktur bangunan gedung dilaksanakan (masalah kekuatan, sambungan-sambungan perelemen/bagian yang disambung secara detail).
Pembebanan struktur bangunan adalah beraneka ragam dan rumit (kompleks). Bangunan menampung orang-orang yang hidup, barang-barang yang dapat dipindahkan, beban angin yang berubah-ubah, berat struktur dan bahan-bahan bangunan yang statis semuanya dipikul ileh struktur atau kerangka bangunan dan sisalurkan ketanah melalui pondasi.
Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi sebagai berikut:
Struktur Utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun komponen-komponen bangunan yang menyalurkan beban ketanah dan tanpa adanya struktur ini bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun komponen bangunan yang mendukung struktur utama supaya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik banyak variasi pembebanan pada struktur bangunan. Beban-beban tersebut diatas dapat ditentukan dan diberi kode atau tanda dalam perencanaan struktur.
konstruksi merupakan jaminan untuk stabilitas sistem struktur, sistem konstruksi adalah cara bagaimana struktur bangunan gedung dilaksanakan (masalah kekuatan, sambungan-sambungan perelemen/bagian yang disambung secara detail).
Pembebanan struktur bangunan adalah beraneka ragam dan rumit (kompleks). Bangunan menampung orang-orang yang hidup, barang-barang yang dapat dipindahkan, beban angin yang berubah-ubah, berat struktur dan bahan-bahan bangunan yang statis semuanya dipikul ileh struktur atau kerangka bangunan dan sisalurkan ketanah melalui pondasi.
Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi sebagai berikut:
Struktur Utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun komponen-komponen bangunan yang menyalurkan beban ketanah dan tanpa adanya struktur ini bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun komponen bangunan yang mendukung struktur utama supaya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik banyak variasi pembebanan pada struktur bangunan. Beban-beban tersebut diatas dapat ditentukan dan diberi kode atau tanda dalam perencanaan struktur.
Beban dibedakan menjadi:
Beban Mati adalah beratnya struktur sendiri.
Beban hidup adalah berat beban yang dapat berpindah-pindah atau berubah arah seperti mesin, orang, penyekat fleksibel (partition), air hujan, salju, dsb.
Beban Angin.
Beban Termis.
Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
Goyangan bangunan akibat gempa bumi.
Beban Dinamis.
4 faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan:
1. Estetika, sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang mampu memberikan rasa bangga kepada pemilknya.
2. Fungsional, disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya sehingga dalam pemakaiannya dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
3. Struktural, mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
4. Ekonomis, pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan penggunaan bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.
pembangunan gedung
BAHAN-BAHAN UNTUK STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN
Batu Alam dan Bata Buatan
Batu alam adalah bahan yang tertua dipakai manusia sejak mulai membangun rumah dan gedung-gedung pada jaman dahulu.
Pengelmpokan batu alam menurut asal jadinya adalah sebagai berikut:
Batu-batuan dari pembekuan lahar.
Batu-batuan dari endapan.
Batu-batuan dari salah satu yang disebut tadi atau campuran setelah mengalami perubahan.
Kemudian disusul dengan batu buatan misalnya dari Portland Cement (PC) dan pasir atau bata dari tanah liat. Guna meringankan berat dinding ada yang dibuat dengan lubang ditengahnya, dengan lubang kecil biasa disebut dengan hollow bricks.
Kayu adalah bahan konstruksi sejak jaman dahulu, kayu dimanfaatkan juga sebagai bahan penghias interior.
Baja adalah bahan bangunan yang sangat diperlukan sekali baik sebagai struktur utama maupun sebagai pendukung tambahan dalam beton bertulang. Bahan baja dibuat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran untuk elemen-elemen struktur bangunan.
Hal-hal yang kurang menguntungkan perubahan bentuk relatif (akibat panas ermis), tidak tahan panas api dan korosif, perawatan memerlukan biaya yang besar.
Alumunium campuran alumunium pada waktu sekarang belum dapat mengambil alih semua macam baja sebagai struktur bangunan.
Beton telah dikenal Bangsa Romawi pada abad sebelum Masehi.
Beban Mati adalah beratnya struktur sendiri.
Beban hidup adalah berat beban yang dapat berpindah-pindah atau berubah arah seperti mesin, orang, penyekat fleksibel (partition), air hujan, salju, dsb.
Beban Angin.
Beban Termis.
Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.
Goyangan bangunan akibat gempa bumi.
Beban Dinamis.
4 faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan:
1. Estetika, sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang mampu memberikan rasa bangga kepada pemilknya.
2. Fungsional, disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya sehingga dalam pemakaiannya dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
3. Struktural, mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
4. Ekonomis, pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan penggunaan bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.
pembangunan gedung
BAHAN-BAHAN UNTUK STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN
Batu Alam dan Bata Buatan
Batu alam adalah bahan yang tertua dipakai manusia sejak mulai membangun rumah dan gedung-gedung pada jaman dahulu.
Pengelmpokan batu alam menurut asal jadinya adalah sebagai berikut:
Batu-batuan dari pembekuan lahar.
Batu-batuan dari endapan.
Batu-batuan dari salah satu yang disebut tadi atau campuran setelah mengalami perubahan.
Kemudian disusul dengan batu buatan misalnya dari Portland Cement (PC) dan pasir atau bata dari tanah liat. Guna meringankan berat dinding ada yang dibuat dengan lubang ditengahnya, dengan lubang kecil biasa disebut dengan hollow bricks.
Kayu adalah bahan konstruksi sejak jaman dahulu, kayu dimanfaatkan juga sebagai bahan penghias interior.
Baja adalah bahan bangunan yang sangat diperlukan sekali baik sebagai struktur utama maupun sebagai pendukung tambahan dalam beton bertulang. Bahan baja dibuat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran untuk elemen-elemen struktur bangunan.
Hal-hal yang kurang menguntungkan perubahan bentuk relatif (akibat panas ermis), tidak tahan panas api dan korosif, perawatan memerlukan biaya yang besar.
Alumunium campuran alumunium pada waktu sekarang belum dapat mengambil alih semua macam baja sebagai struktur bangunan.
Beton telah dikenal Bangsa Romawi pada abad sebelum Masehi.
Komponen-Komponen Struktur Gedung Bagian Atas
Kolom
Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia
yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting,
agar bangunan tidak mudah roboh.
SK SNI
T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.
Struktur dalam kolom dibuat dari
besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan
dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah
material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Prinsip
Desain Kolom
Elemen
struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjang dan dimensi
penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom pendek. Kapasitas
pikul-beban kolom pendek tidak tergantung pada panjang kolom dan bila mengalami
beban berlebihan, maka kolom pendek pada umumnya akan gagal karena hancurnya
material. Dengan demikian, kapasitas pikul-beban batas tergantung pada kekuatan
material yang digunakan. Semakin panjang suatu elemen tekan, proporsi relatif
elemen akan berubah hingga mencapai keadaan yang disebut elemen langsing.
Perilaku elemen langsing sangat berbeda dengan elemen tekan pendek. Perilaku
elemen tekan panjang terhadap beban tekan adalah apabila bebannya kecil, elemen
masih dapat mempertahankan bentuk liniernya, begitu pula apabila bebannya
bertambah. Pada saat beban mencapai nilai tertentu, elemen tersebut tiba-tiba
tidak stabil, dan berubah bentuk menjadi seperti tergambar.
Hal inilah
yang dibuat fenomena tekuk (buckling) apabila suatu elemen struktur (dalam hal
ini adalah kolom) telah menekuk, maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan
lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit saja penambahan beban akan
menyebabkan elemen struktur tersebut runtuh. Dengan demikian, kapasitas
pikul-beban untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan
kolom tersebut mengalami tekuk awal. Struktur yang sudah mengalami tekuk tidak
mempunyai kemampuan layan lagi. Fenomena tekuk adalah suatu ragam kegagalan
yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi
oleh aksi beban. Kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan dapat terjadi
pada berbagai material. Pada saat tekuk terjadi, taraf gaya internal bisa
sangat rendah. Fenomena tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu
elemen yang mempunyai kekakukan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan
dengan yang mempunyai kekakuan besar. Semakin panjang suatu elemen struktur,
semakin kecil kekakuannya.
Banyak
faktor yang mempengaruhi beban tekuk (Pcr) pada suatu elemen struktur tekan
panjang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1 .Panjang
Kolom
Pada
umumnya, kapasitas pikul-beban kolom berbanding terbalik dengan kuadrat panjang
elemennya. Selain itu, faktor lain yang menentukan besar beban tekuk adalah
yang berhubungan dengan karakteristik kekakuan elemen struktur (jenis material,
bentuk, dan ukuran penampang).
2. Kekakuan
Kekakuan
elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya material dan distribusinya.
Pada elemen struktur persegi panjang, elemen struktur akan selalu menekuk pada
arah seperti yang diilustrasikan pada di bawah bagian (a). Namun bentuk
berpenampang simetris (misalnya bujursangkar atau lingkaran) tidak mempunyai
arah tekuk khusus seperti penampang segiempat. Ukuran distribusi material
(bentuk dan ukuran penampang) dalam hal ini pada umumnya dapat dinyatakan
dengan momen inersia (I).
3. Kondisi ujung elemen struktur
Apabila
ujung-ujung kolom bebas berotasi, kolom tersebut mempunyai kemampuan pikul-beban
lebih kecil dibandingkan dengan kolom sama yang ujung-ujungnya dijepit. Adanya
tahanan ujung menambah kekakuan sehingga juga meningkatkan kestabilan yang
mencegah tekuk. Mengekang (menggunakan bracing) suatu kolom pada suatu arah
juga meningkatkan kekakuan. Fenomena tekuk pada umumnya menyebabkan terjadinya
pengurangan kapasitas pikul-beban elemen tekan. Beban maksimum yang dapat
dipikul kolom pendek ditentukan oleh hancurnya material, bukan tekuk.
Untuk kolom
pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom
praktis.
a. Kolom Utama
Yang
dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama
adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak
begitubesar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan
rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8
d12 mm, danbegel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8
buah, 8 – 10 cmmaksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
b. Kolom Praktis
Adalah kolom
yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agardinding
stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,atau pada pertemuan pasangan bata,
(sudutsudut).Dimensi kolom praktis 15/15 dengantulangan beton 4 d 10 begel d
8-20.
Dalam buku
struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan
pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi
untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan
pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai
pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan
keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan
spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar
sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur
sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom
komposit merupakan komponen struktur tekan
yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan
atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Balok juga merupakan salah satu
pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan
sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah
sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-beban.
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I – 2 hal. 91 sebagai berikut :
Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I – 2 hal. 91 sebagai berikut :
a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari
1/50 kali bentang bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga
dengan lebar badan yang dipilih.
b. Untuk semua
jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang tulangan untuk balok
tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat mungkin harus dihindarkan
pemasangan tulangan balok dalam lebih dari 2 lapis, kecuali pada
keadaan-keadaan khusus.
c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik
maksimum dari penampang.
d. Pada balok-balok yang lebih tinggi
dari 90 cm pada bidang-bidang sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan
luas minimum 10% dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan
tersebut tidak boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak dan 6
mm pada jenis baja keras.
e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak
sengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok
sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut
tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang
tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan 5 mm pada jenis
baja keras.
Plat Lantai
Plat lantai
adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai
tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat
lantai ditentukan oleh :
a.
Besar lendutan yang diijinkan
b.
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung
c.
Bahan konstruksi dan plat lantai
Berdasarkan
aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974)
Pelat kaku
Pelat kaku merupakan pelat tipis
yang memilikki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan memikul beban dengan
aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya
geser transversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang dimaksud dalam bidang
teknik adalah pelat kaku, kecuali jika dinyatakan lain.
Membran
Membran merupakan pelat tipis tanpa
ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya
geser terpusat. Aksi pemikul beban ini dapat didekati dengan jaringan kabel
yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya
dapat diabaikan.
Pelat flexibel
Pelat flexibel merupakan gabungan
pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan gabungan aksi momen dalam,
gaya geser transversal dan gaya geser terpusat, serta gaya aksial. Struktur ini
sering dipakai dalam industri ruang angkasa karena perbandingan berat dengan
bebannya menguntungkan.
Pelat tebal
Pelat tebal merupakan pelat yang
kondisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi.
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :
Plat Lantai
Kayu
Ukuran Lebar
papan umumnya 20-30cm. Tebal papan ukuran 2-3cm, dengan jarak balok-balok
pendukung antara 60-80cm. Ukuran balok berkisar antara 8/12, 8/14, 10/14. Untuk
bentangan 3-3,5cm. Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1
batu atau ditopang oleh balok beton. Bahan kayu yang dipaki harus mempunyai
berat jenis antara 0,6-0,8 (t/m3) atau dari jenis kayu kelas II.
Keuntungannya
:
1.Harga relative murah, berarti
biaya bangunan rendah
2.Mudah dikerjakan, berarti
pekerjaan lebih cepat selesai
3. Beratnya ringan, berarti menghemat
ukuran fondasi
Kerugiannya :
1.Hanya boleh untuk konstruksi
bangunan sederhana dengan beban ringan ringan
2.Bukan peredam suara yang baik
3.Sifat bahan “permeable” ( rembes
air ), jadi tidak dapat dibuat KM/WC di lantai atas
4.Mudah terbakar, jadi tidak dapat
membuat dapur dilantai atas
5. Tidak dapat dipasang keramik
6. Dapat dimakan bubuk atau serangga,
berarti keawetan bahan terbatas
7. Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang
berubah-ubah.
b. Plat Lantai Beton
Dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan
momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat
lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu. Perencanaan dan
hitungan plat lantai dan beton bertulang, harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI I Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
a. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya
12cm, sedangkan untuk plat atap sekurangkurangnya7cm
b. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum
8mm dari baja lunak atau baja sedang
c. Pada plat lantai yang tebalnya > 25cm harus
dipasang tulangan rangkap atas bawah
d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari
2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua kalitebal plat lantai, dipilih yang
terkecil
e. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton
setebal minimum 1cm, untuk melindungi bajadari karat, korosi atau kebakaran
f. Bahan beton untuk plat harus dibuat
dari campuran 1semen : 2pasir : 3kerikil + air, bila untuk lapiskedap air
dibuat dari campuran 1semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air secukupnya.
Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan
kecil-kecil yang kemudian dicampur semenyang berukuran 90cm x 80cm. plat lantai
yumen ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan yang baru dan
yumen ini buatan dari Pabrik Semen Gresik.
Cara Pemasangan Yumen :
Sebelum
dipasangi yumen, dack yang akan dibuat dipasangi kayu bangkirai 5/7 dengan
panjang yangsudah diatur dengan jarak 40cm. Kayu yang berjejer tersebut
ditumpangi ring balk dan dicor, setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer
rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut. Kemudian diatas yumen baru diberi rabat
beton (1pc : 2ps : 3kr), setelah kering dipasang keramik, kalau dilihat dari
bawah, kayu tersebut tampak seperti utuh. Untuk itu kayu tersebut bisa dipakai
sebagai kayu ekspos (bisa dipolitur).
Sistem Pelat Satu Arah
Pada
bangunan bangunan beton bertulang, suatu jenis lantai yang umum dan dasar
adalah tipe konstruksi pelat balok-balok induk (gelagar). Dimana permukaan
pelat itu dibatasi oleh dua balok yang bersebelahan pada sisi dan dua gelagar
pada kedua ujung. Pelat satu arah adalah pelat yang panjangnya dua kali atau
lebih besar dari pada lebarnya, maka hampir semua beban lantai menuju ke
balok-balok dan sebagian kecil saja yang akan menyakur secara langsung ke
gelagar. Kondisi pelat ini dapat direncanakan sebagai pelat satu arah dengan
tulangan utama sejajar dengan gelagar atau sisi pendek dan tulangan susut atau suhu
sejajar dengan balok-balok atau sisi panjangnya. Permukaan yang melendut dari
sistem pelat satu arah mempunyai kelengkungan tunggal. Sistem pelat satu arah
dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal perbandingan panjang
bentang kedua sisi memenuhi.
Sistem Pelat
Dua Arah
Sistem pelat
dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal perbandingan
panjang bentang kedua sisi memenuhi. Persyaratan jenis pelat lantai dua arah
jika perbandingan dari bentang panjang terhadap bentang pendek kurang dari dua.
Beban pelat lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat
balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi
pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.
Tangga
Tangga merupakan suatu komponen
struktur yang terdiri dari plat, bordes dan anak tangga yang menghubungkan satu
lantai dengan lantai di atasnya. Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu
tangga dengan bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah
memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok
tengah., tangga spiral (Helical Stairs), dan tangga melayang (Free Standing
Stairs).
Ibu Tangga
Bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga. Ibu tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunannya.
Bagian konstruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga. Ibu tangga dapat merupakan konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunannya.